Minggu, 18 Oktober 2009

A.   Pengertian Sistem Informasi 
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat  
didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan 
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para 
pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, 
seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang 
dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit 
terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau 
salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, 
apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi 
dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut.  
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, 
tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar 
organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang telah 
diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat 
digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-
fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi 
atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat 
langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam 
pengambilan keputusan.   
Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai agar memberikan 
manfaat yang maksimal. Penerapan sistem informasi di dalam suatu 
organisasi dimaksudkan untuk memberikan dukungan informasi yang 
dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi dari berbagai 
tingkatan manajemen. Sistem informasi yang digunakan oleh para 
pengguna dari berbagai tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai: 
Sistem Informasi Manajemen. 
Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: 
aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran 
(output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan 
organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis 
permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan 
berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang 
diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. 
Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk 
yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk  men-
transfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas-
aktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan 
umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di 
tahap input berikutnya. 
Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem 
informasi berbasis komputer (computer-based information system). 
Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah bahwa dengan penggunaan 
teknologi informasi atau sistem informasi berbasis komputer, informasi 
yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu, 
sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien. Meskipun sistem informasi berbasis komputer menggunakan teknologi 
komputer untuk memproses data menjadi informasi yang memiliki arti, 
ada perbedaan yang cukup tajam antara komputer dan program komputer 
di satu sisi dengan sistem informasi di sisi lainnya. Komputer dan 
perangkat lunak komputer yang tersedia merupakan fondasi teknis, alat, 
dan material dari sistem informasi modern. Komputer dapat dipakai 
sebagai alat untuk menyimpan dan memproses informasi. Program 
komputer atau perangkat lunak komputer merupakan seperangkat 
instruksi operasi yang mengarahkan dan mengendalikan pemrosesan 
informasi.  
   Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) 
Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya 
komputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada  masa itu masih 
digunakan kartu  punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi 
akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. 
Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan - 
masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi 
akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data 
elektronik (PDE). 
•  Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor 
baru yang menggunakan  silicon chip circuitry dengan kemampuan 
pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi 
komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem 
informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer 
adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu 
mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan 
akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. 
Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti 
Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan 
anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara.  
Namun demikian, para pengguna yang mencoba SIM  pada tahap awal 
menyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para lapisan 
manajemen tingkat menengah - atas. Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi 
mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa 
hambatan, misalnya:  
•  kekurangpahaman para pemakai tentang komputer, •  kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis 
dan peran manajemen, 
•  relatif mahalnya harga perangkat komputer, serta  
•  terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat 
membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat 
mendukung semua lapisan manajer. 
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keen 
dari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsep 
baru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support 
Systems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yang 
ditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan atau 
keputusan yang harus dibuat oleh manajer. 
Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaitu 
Otomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikan 
fasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas para 
manajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan elektronik.  
Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama  Artificial 
Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisa 
diprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. 
Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah  Expert 
Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai 
spesialis dalam area tertentu. 
Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AI 
merupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakan 
komputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahan 
masalah dan pengambilan keputusan.  C.   Perhatian terhadap Manajemen lnformasi 
Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian yang besar 
terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas 
kegiatan organisasi tata kelola pemerintahan dan meningkatnya 
kemampuan komputer. Selanjutnya, dengan tersedianya informasi yang 
berkualitas, tentunya juga mendorong manajer untuk meningkatkan 
kemampuan kompetitif (competitive advantage) organisasi yang 
dikelolanya. 
Pada masa komputer generasi pertama, komputer hanya disentuh oleh 
para spesialis di bidang komputer, sedangkan pengguna lainnya tidak 
pernah kontak langsung dengan komputer. Sekarang, hampir setiap 
kantor mempunyai paling tidak beberapa  desktop/personal computer – 
PC. Pemakai sistem informasi manajemen pun kini tahu bagaimana 
menggunakan komputer dan memandang komputer bukan sebagai sesuatu 
yang spesial lagi, tetapi sudah merupakan suatu kebutuhan seperti halnya 
filing cabinet, mesin photocopy atau telepon. 
D.   Pengguna Sistem Informasi Manajemen 
Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen ini 
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan (Gambar 2 - 2), yaitu: 
•  Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning); 
merupakan manajer tingkat atas, seperti para jajaran Menteri, para 
eselon I, di mana keputusan-keputusan yang dibuatnya berkenaan 
dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi 
lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan 
penentuan strategi organisasi. •  Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control); 
yang dikenal juga dengan istilah manajer tingkat menengah, 
mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana stratejik yang 
sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa 
tujuan organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini 
misalnya adalah Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala 
Dinas, dan Eselon III, Kepala Bagian/Bidang. 
•  Manajer tingkat pengendalian operasi  (operational control) 
merupakan manajer tingkat bawah misalnya eselon IV dan V, 
bertanggung jawab melaksanakan rencana yang sudah ditetapkan oleh 
manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam operasi/kegiatan 
organisasi. Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh 
signifikan dalam mendisain sistem informasi yang berkaitan dengan 
sumber informasi, cara penyajian, dan jenis keputusannya. Manajer tingkat perencanaan stratejik akan lebih banyak menerima informasi yang 
berasal dari lingkungan luar organisasi daripada informasi intern, dan 
sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Dari segi penyajiannya, manajer 
tingkat atas lebih menyukai informasi dalam bentuk ringkas, bukan detil. 
Sebaliknya, manajer tingkat bawah lebih menekankan pada informasi 
detil, bukan ringkas. Sedang berdasarkan jenis keputusan yang diambil, 
keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat atas lebih tidak terstruktur 
dibandingkan keputusan yang diambil oleh manajer tingkat yang lebih 
rendah. 
Keputusan yang terstruktur merupakan keputusan yang sifatnya berulang-
ulang dan rutin sehingga unsur-unsurnya lebih mudah untuk dimengerti. 
Contoh dari keputusan ini misalnya  adalah keputusan tentang kenaikan 
pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan lain sebagainya. Sebaliknya 
untuk keputusan yang tidak terstruktur, keputusan ini tidak mudah untuk 
didefinisikan dan biasanya lebih banyak membutuhkan informasi dari 
lingkungan luar. Pengalaman dan pertimbangan manajer sangat penting 
dalam pengambilan keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan 
terstruktur akan lebih mudah dikomputerisasikan dibandingkan dengan 
keputusan yang tidak terstruktur. 
Walaupun terdapat perbedaan tingkat manajemen dan area fungsinya, 
pada dasarnya manajer melaksanakan beberapa fungsi dan memainkan 
peran yang sama dengan berbagai variasi penekanannya. 
Satu hal yang perlu ditekankan pula disini bahwa bukan hanya para 
manajer yang memperoleh manfaat dari SIM. Pegawai-pegawai dalam 
posisi non-manajer maupun staf ahli juga menggunakan  output yang 
dihasilkan SIM. Demikian juga para pengguna yang berada di luar 
institusi/lembaga. Para pengguna menerima manfaat berupa informasi 
jenis pelayanan yang dihasilkan oleh suatu institusi seperti Kantor 
Pariwisata yang menginformasikan suatu daerah tujuan wisata yang sudah dikelola dengan baik dan layak untuk dikunjungi, para pembayar pajak 
dapat mengetahui penggunaan sebagian kontribusi mereka kepada negara 
untuk membangun fasilitas umum, dan pihak pemerintah dapat segera 
mengetahui Laporan keuangan yang  dipublikasikan oleh perusahaan 
publik, dan kewajiban mereka membayar pajak. Jadi istilah SIM 
sebenarnya tidak memberikan gambaran yang menyeluruh, bahwa sasaran 
informasi yang dihasilkan semata-mata untuk para manajer. SIM bukanlah 
suatu sistem yang memproduksi  informasi manajemen, melainkan 
informasi untuk mendukung pemecahan masalah.  
E.   Peran Baru Sistem Informasi Manajemen 
Manajemen tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem 
informasi memainkan peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem 
informasi ini sangat mempengaruhi secara langsung bagaimana 
manajemen mengambil keputusan, membuat rencana, dan mengelola 
para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang hendak 
dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap 
tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan 
bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada 
masyarakat. Oleh karenanya, tanggung jawab terhadap sistem informasi 
tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada sembarang pengambil 
keputusan. 
Semakin meningkat saling ketergantungan antara rencana strategis 
instansi, peraturan dan prosedur di satu sisi dengan sistem informasi 
(software, hardware, database, dan telekomunikasi) di sisi yang lainnya. 
Perubahan di satu komponen akan  mempengaruhi komponen lainnya. 
Hubungan ini menjadi sangat kritikal manakala manajemen ingin 
membuat rencana ke depan. Aktivitas apa yang akan dilakukan lima 
tahun ke depan biasanya juga sangat tergantung kepada sistem apa yang tersedia untuk dapat melaksanakannya. Sebagai contoh, peningkatan 
produktivitas kerja para pegawai sangat tergantung pada jenis dan 
kualitas dari sistem informasi organisasi. 
Perubahan lain dalam hubungan sistem informasi dengan organisasi 
adalah semakin meningkatnya cakupan dan ruang lingkup dari sistem 
informasi dan aplikasinya. Pengembangan dan pengelolaan sistem dewasa 
ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak di dalam organisasi, jika 
dibandingkan peran dan keterlibatanya pada periode-periode yang lalu. 
Sebagaimana sudah disampaikan dengan meningkatnya kecenderungan 
organisasi berteknologi digital, maka sistem informasi di dalam organisasi 
dapat meliputi jangkauan yang semakin luas hingga kepada masyarakat, 
instansi pemerintahan lainnya, dan bahkan informasi mengenai 
perkembangan politik terakhir. 
Satu alasan mengapa sistem informasi memainkan peran yang sangat 
besar dan berpengaruh di dalam organisasi adalah karena semakin 
tingginya kemampuan teknologi komputer dan semakin murahnya biaya 
pemanfaatan teknologi komputer tersebut. Semakin baiknya kemampuan 
komputer telah menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat yang dapat 
digunakan organisasi untuk melakukan akses informasi dengan cepat dari 
berbagai penjuru dunia serta untuk mengendalikan aktivitas yang tidak 
terbatas pada ruang dan waktu. Jaringan-jaringan ini telah 
mentransformasikan ketajaman dan bentuk aktivitas organisasi, 
menciptakan fondasi untuk memasuki era digital.  
Jaringan yang terluas dan terbesar yang digunakan adalah internet. 
Hampir setiap orang di seluruh dunia ini, baik yang bekerja di dunia sains, 
pendidikan, pemerintah, maupun kalangan pebisnis menggunakan 
jaringan internet untuk bertukar  informasi atau melakukan transaksi 
bisnis dengan orang atau organisasi lain di seluruh dunia. Internet 
menciptakan platform teknologi baru  yang universal. Teknologi internet ini mampu mempertajam cara bagaimana sistem informasi digunakan 
dalam bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai manfaat yang dapat 
diperoleh dengan penggunaan internet, di antaranya adalah untuk (lihat 
Gambar 2 – 3) : 
•  Komunikasi dan kolaborasi. 
•  Akses data dan informasi. 
•  Partisipasi dalam diskusi. 
•  Supply informasi. 
•  Hobi atau bersenang-senang (entertainment). 
•  Pertukaran transaksi bisnis. Pertumbuhan yang pesat di teknologi komputer dan jaringan, termasuk 
teknologi internet telah mengubah struktur organisasi yang 
memungkinkan secara instan informasi didistribusi di dalam dan di luar 
organisasi. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mendesain ulang dan 
mempertajam organisasi, mentransfer struktur organisasi, ruang lingkup 
organisasi, melaporkan dan mengendalikan mekanisme, praktik-praktik 
kerja, arus kerja, serta produk dan jasa. Pada akhirnya, proses bisnis 
yang dilakukan secara elektronis membawa organisasi lebih dikelola 
secara digital, yang membawa dampak pada hal-hal sebagai berikut: 
-  Organisasi semakin ramping.  
Organisasi yang gemuk dan birokratis lebih sulit untuk mengikuti 
perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan tidak dapat 
kompetitif. Oleh karenanya, banyak model organisasi ini sekarang 
dirampingkan, termasuk jumlah pegawainya dan tingkatan hirarkis 
manajemennya.  
-  Pemisahan pekerjaan dari lokasi.  
Teknologi komunikasi telah mengeliminasi jarak sebagai satu faktor 
yang harus dipertimbangkan dalam pekerjaan.